Taman Nasional Wakatobi memiliki
potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya,
dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya
mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan
beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya
bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian
besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki 25 buah
gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang
600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranyaAcropora
formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris
yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra
versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata,
Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.
Kekayaan
jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi
perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus),
takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens),
napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus),
baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon
specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio
caerularea, dan lain-lain.
Selain terdapat beberapa jenis
burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek
melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia(Alcedo atthis);
juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di
taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu
tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys
olivacea).
Masyarakat asli yang tinggal di
sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut
catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu
adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura,
Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia
Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku
Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan
unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.
Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko
(Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi
terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang,
berkemah, dan wisata budaya.
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap
tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular
setiap hari dua kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan
kapal kayu selama 12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat
selama dua jam, lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal
kayu Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama
memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.
Kantor
: Jl. Dayanu Ikhsanudin, Bau-bau
Buton, Sulawesi Tenggara
Telp. (0402) 25652
E-mail: tnkw-buton@msn.com
Dinyatakan
----
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 393/Kpts-V/1996
luas 1.390.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 765/Kpts-II/2002
luas 1.390.000 hektar
Letak Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara
Temperatur udara 19° - 34° C
Curah hujan 1.000 – 2.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 3 meter dpl
Letak geografis 5°12’ - 6°10’ LS, 123°20’ - 124°39’ BT
Sumber Tulisan : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_wakatobi.htm
Link Affiliate :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar